News
Hati-hati ! Status Sosial Ekonomi Kelas Menengah Jadi Turun Kelas
Jakarta – Jumlah kelas menengah di Indonesia terus menurun akibat meningkatnya harga pangan dan turunnya pendapatan. Pengusaha dan juga Bankir, Wibisana Bagus Santosa, menyatakan bahwa proporsi kelas menengah terus mengalami penurunan.
Biro Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun 2019 masyarakat kelas menengah mencapai 57.33 juta atausetara dengan 21.26% dari total populasi di Indonesia. Angka ini turun secara berkelanjutan sampai dengan tahun 2024 menjadi 47.85 juta atau hanya 16.94% dari seluruh penduduk Indonesia. Hal ini berarti dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, jumlah masyarakat kelas menengah berkurang sekitar 9.48 juta.
Sementara kelompok kelas menengah bawah (Aspiring Middle Class/AMC) meningkat menjadi 49% pada tahun 2024. Artinya sejak tahun 2019, Sebagian dari kelas menengah “turun kelas” menjadi AMC dan AMC turun menjadi kelompok rentan” tutur Wibi, kepada Bibir Jakarta.
Tekanan terhadap kelas menengah terlihat pada lonjakan pengeluaran untuk makanan yang meningkat dari 13.9% pada Januari 2023 menjadi 27.4% pada Juli 2024, Sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga pangan pokok terutama terjadi pada kenaikan harga beras yang melambung dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan harga beras tembus Rp. 18.000/kg pada akhir bulan Februari 2024, yang menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Selain itu, Pandemi Covid-19 juga mempengaruhi sector pekerjaan, yang menyebabkan lonjakan jumlah pekerja informal menjadi 59.17%, membuat mereka rentan terhadap ketidakpastian pendapatan. Selain itu, penjualan kendaraan menunjukkan pergeseran, dimana penjualan mobil baru terus mengalami penurunan sementara penjualan motor meningkat, mencerminkan berkurangnya daya beli masyarakat.
Fenomena “makan tabungan” juga semakin berkembang, dimana kelompok berpengeluaran rendah mengalami penurun anindeks tabungan, saat bersamaan indeks konsumsi mereka meningkat. Optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi juga menurun, terlihat dari penurunan Indeks Keyakinan Konsumen(IKK) yang mendekati titik pesimis.
Dorong Lapangan Kerja
Wibi menambahkan, menjaga kelas menengah adalah bagian penting yang harus diupayakan Pemerintah agar konsumsi nya tidak menurun. Sebab, besaran pengeluaran kelompok kelas menengah mencapai 82% dari total konsumsi masyarakat.
“Kelas menengah memiliki peran yang sangat kritikal dan krusial sebagai bantalan ekonomi suatu negara. Di saat bantalan nya itu kebal, maka ekonomi suatu negara akan relative tidak rentan terhadap gejolak ataupun shock yang datang baik dari eksternal maupun dari domestic,” ungkapnya.
Wibi menambahkan, penciptaan lapangan kerja penting untuk menjaga agar kelas menengah tak semakin turun, atau bahkan hilang. Sebab, semakin banyak lapangan kerja yang terserap, maka masyarakat yang bekerja tersebut yang tadinya adalah kelas AMC bisa naik kelas menjadi menengah dan masyarakat kelas menengah tidak turun kasta.
Lebih lanjut, Wibi menyampaikan, dengan pemberian upah yang layak, makasecara otomatis juga bisa mendorong perekonomian Indonesia. Konsumsi masyarakat kelas menengah akan semakin terdorong, serta kelas menengah bisa Kembali menjadi andalan untuk mendorong perekonomian dalam negeri