Connect with us

Lifestyle

MH Thamrin Pembela Kaum Kecil Jakarta

Published

on

Ketika MH Thamrin wafat, tukang sayur sampai kuli-kuli jalanan berhenti dipinggir jalan menghormati kepergian orang yang dicintainya itu.

Nama jalan raya MH. Thamrin tentu tak asing buatkita semua yang tinggal di Jakarta. Seruas jalan pentingdi jantung Ibukota Indonesia dengan kanan kiri berisi gedung-gedung menjulang tinggi. Ya, mengingat MH. Thamrin adalah mengingat pejuang Indonesia yang memperoleh gelar Pahlawan Nasional.

Siapa sebenarnya pahlawan dari Jakarta atau Betawi ini? Pejuang kemerdekaan Indonesia ini lahir dari rahim Ibu Nurhamah pada hari Jumat, 16 Februari 1894. Bayi sehat ini diberi nama Mohammad HusniThamrin. Ayahnya bernama Thamrin Muhammad Thabri, seorang pejabat di Kepulauan Seribu, MH. Thamrin kecil biasa dipanggil Mat Seni.

Walau anak seorang Wedana, Mat Seni tak ragu berkawan akrab dengan kaum kecil. Bersama-kawannya, ia kerap mandi di sungai Ciliwung. Jika libur tiba, bersama temannya, ia pergi daerah Luar Batang untuk menjual kembang. Daerah luar Batang yang berdekatan dengan Pasar Ikan adalah tempat tujuan wisata masyarakat Batavia ketika itu.

Pengalaman bergaul dengan orang kampung menjadikan, MH. Thamrin kecil memiliki kepekaan yang tinggi. Ia pun tumbuh menjadi pribadi cerdas.  Pada 27 Oktober 1919, MH. Thamrin ditawarkan masuk menjadi anggota Dewan Kota (sekarang disebut DPRD).

Nah, ketika di Dewan Kota inilah MH. Thamrin menjadi singa podium yang tangguh. Pembelaannya terhadap rakyat kecil dibuktikan dengan berbicara lantang di Dewan Kota. Ia menceritakan tentang kehidupannya bergaul dengan rakyat jelata. “Sejak kecil saya dihadapkan pada kenyataan pahit kehidupan saya. Banjir menimbulkan kemelaratan dan penyakit. Saya melihat sendiri betapa becek kampung dan jalan tempatsaya bermain. Betapa gelap pada malam hari karena tidak ada penerangan, ungkap MH Thamrin.

Lalu, MH Thamrin melanjutkan, pidatonya, Sayaingin itu semuanya berubah. Jalan-jalan menjadi aspal. Air minum hendaknya, air bersih, kesehatan hendaknya dipelihara, dan jalan mendapat lampu penerangan. Saya hanya mengharapkan agar cita-cita saya itu dapat menjadi kenyataan.” (Pidato MH Thamrin di depanDewan Kota, 27 Oktober 1919, sumber buku Matahari Jakarta, karya Sokento S.A).

Tak puas berjuang di Dewan Kota, pada 1927, MH.Thamrin gabung ke Volksraad (sekarang setara DPR). Pada Januari 1930, MH Thamrin di Volksraad membentuk Fraksi Nasional. Asas programnya adalah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia secepat-cepatnya. Lalu, menghapuskan perbedaan-perbedaan dalam bidang politik, ekonomi, dan pengajaran.  Tidakhanya itu, di Volksraad ini, MH Thamrin sibuk untukmenghapuskan Peonale Santie, peraturan yang memberatkan kuli-kuli kontrak.

Pada hari Sabtu, 11 Januari 1941, panas badan MH Thamrin meninggi. Beberapa kali, ia muntah. Lalu, pagibuta, MH Thamrim meninggal dunia. Penduduk di Batavia mengibarkan bendera setengah tiang. Lebihdari 100 karangan bunga memenuhi halaman rumah di jalan Sawah Besar No. 32. Tak kurang dari 200 telegram duka cita diterima. Iring-iringan jenazah sepanjang 7 km melalui Sawah Besar, Harmoni, Tanah Abang, dan berakhir di Karet Bivak.

Tukang sayur, tukang kue, kuli-kuli jalanan menghentikan kegiatannya. Sejenak menghormati kepergian orang yang telah banyak memperjuangkan perbaikan kampung, perbaikan nasib dan membebaskan rakyat dari bahaya banjir.

Thamrin Mohammad Tabri merupakan ayah kandung MH Thamrin, dia memiliki ayah bernama Ort (kakek MH Thamrin), yang berasal Inggris dan Ibu bernama Nuraini. Ketika 10 tahun, Thamrin Mohamad Tabri (ayah MH. Thamrin) diajak pergi ke Inggris oleh ayahnya untuk diperkenalkan pada keluarga besar Ort. Dalam perjalanan, Ort meninggal dan menjadikan usaha untuk memperkenalkan anaknya gagal, lalu kembali lagike Betawi dengan hasil nihil. Setelah Ort wafat, Thamrindiadopsi oleh Mohammad Thabri (paman dari pihakibu), lalu Thamrin diberi nama Thamrin Mohammad Thabri.(Rachmad Sadeli)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *